Minggu, 18 Agustus 2013

Material Dwikandi

          Material Dwikandi berdiri sejak tanggal 31 Maret 2001 yang pada awalnya memulai dari membuka pengergajian yang bertempat di Malaganti Kecamatan Leuwisari Kabupaaten Tasikmalaya. Perjalanan yang begitu panjang hingga bisa mulai membuka Material ( los kayu ) pada tangal 15 Nopember 2012 yang bertempat di Jln. ir. H. Djuanda no. 190, Kota Tasimalaya.
         DWIKANDI di ambil dari nama sang pemilik modal ( Dadi Wikandi ). Diantara kami sebenarnya masih ada ikatan saudara dan kamipun pernah bekerja sama dibidang perternakan ayam petelor sampai  tahun 1998 dan pang waktu itu usaha kami bernama perternakan  ( Warga Asih ). Dikarnakan terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar hingga kamipun gulung tikar dan kamipun terpisa dan berjalan sendiri - sendiri hingga tahun 2012 kami bersatu kembali dalam bentuk usaha yang berbeda ( los kayu yang bernama MATERIAL DWIKANDI ). Saya akan bercerita dulu tentang perjalana usaha saya ( Dede Yusup ) setelah kami terpisah sampai kami bersatu kembali dalam usaha penjualan kayu sebagai bahan bangunan.
         Sejak terjadinya moneter tahun bulan Juni 1997 usaha dalam pertenakan petelor mulai tidak setabil, harga jual telur dan harga pakan benar - bener tidak setabil. Saya mulai menkuni usaha perternakan ayam petelur sejak keluar dari SMAN I Singaparna tahun 1991. Berhubung keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi maka sayapun mengabil keputusan untuk belajar berwiraswasta yang pada waktu itu perternakan ayam petelor di Desa kami masih kurang dan pada waktu itupula usaha pertenakan ayam petelor merupaka usaha yang menjajikan.
        Setelah lulus SMA saya langsung menekuni usaha pertenakan ayam petelor, sebelum punya ayam sendiri saya bekerja dulu sebagai pekerja pengasih pakan ayam petelor yang pada ahirnya setahun beselang saya punya ayam petelor sendiri walaupun tidak banyak hanya 187 ekor ayam petelor. Sambil bekerja sayapun memelihara ayam petelor sendiri yang otomatis penghasilan bertambah. Dari hasil telor dan gaji terus dikumpulkan hingga tahun 1994 saya punya ayam 875 dari hasil kerja dan dari berternak ayam.Dari tahun ke tahun semakin bertambah hingga awal tahun 1997 mencapai 5000 ekor ayam petelor. Cuma sayang pada bulan juni terjadi krisis moneter hingga benar benar ayam tak bisa dipertahankan dan mengalami kemunduran yang sangat drastis karena harga telor dan pakan tidak seimbang, hanya beselang enam bulan jumlah ayam tinggal 1500 ekor karena terus dijual dengan harga yang sangat murah untuk membali pakan yang setiap hari semakin membungbung tinggi yang ahirnya kamipun tidak bisa bertahan. Sebelum bertambah parah karena modal tinggal sedikit dan dipertahankan dalam perternakan ayam petelor sudah tidak memungkinkan lagi, dalam pemikiran saya pada waktu itu saya harus cepat - cepat berlalih propesi dam memutuskan untuk berjualan sembako.
          Awal tahun 1998 semua ayam dilelang dan beralih menjual sembako di pasar denga menyewa sebuah jongko selama dua tahun dengan nama jongko ( Galunggung Rahayu) , lumayan juga hasilnya ada juga buat nabung cuma kendala datang lagi. Masalah yang dihadapi saat itu tentang sewaan jongko yang ternyata pemilik surat jongko itu belum lunas pembayaranya ke Depelover hingga Depelover datang dan menanyakan atas ijin siapa berjualan disini karena jongko itu belum dilunasi oleh pemilik surat - surat jongko tadi   dan telah lama tidak menyicilnya bahkan jongko itu akan di ambil alih  Depelover. Solusi saat itu saya disuruh untuk membeli jongko itu oleh Depelover atau saya harus mengosongkan jongko itu. Dengan harga 10 juta pada waktu itu memberatkan saya dan benar - bener harus mengosongkan jongko ahirnya berhentilah berjulan sembako dan hanya bertahan 2 tahun hingga tahun 2000 dan saat itu benar - benar buntu harus usaha apalagi ? Selama satu tahun mengangur dan ahirnya ada seorang teman memberi saran untuk berusaha di bidan Fotografer dan sayapun tertarik usaha dibidang itu karena pada saat itu menjanjikan pula. Selama 3 bulan kursus di bidang photo di daerah Batu Jajar Bandung dan mencoba membuat Studio photo pada awal 2001 di daerah Kawalu.
           Selama delapam tahun berusaha dibidang Fotografer hingga awal tahun 2009 lumayan besar juga hasilnya dengan nama toko ( Warna Photo ), yang menjadi kendala saat itu kemajuan jaman yang tak bisa dipungkiri lagi dan dari setiap kemajuan jaman pasti ada sisi negatifnya dan harus ada yang tersingkir pada ahirnya, dan untuk bisa bertahan kita harus mengikutinya dan saya tidak sangup karena dengan modal pas - pasan pasti akan ketingalan. Setelah datangnya photo Digital omset mulai menurun salahsatunya dalam penjualan Film mulai tidak laku lagi padahal sebelum datangnya Digital merupuakan salah satu penjualan yang sangat laku demi kebutuhan dokumentas. Nyetak photo bukan lagi hal yang aneh karena sudah bisa nyetak dimana saja bahkan tidak di cetakpun semua orang bisa menyimpanya karena disetiap ponsel sudah ada dan bisa melihat kapan saja dan tidak akan pernah rusak. Semakin hari semakin menurun omset yang didapat dan sudah tidak bisa dipertahankan lagi Setelah dihitung - hitung jika dipertahankan mengalami kerugian dan ahirnya memutuskan untuk berhenti. Untuk bertahan hidup kebetulan ditempat usaha adalah sentra usaha bordel dan mulai belajar usaha dibidang itu.
            Setelah berhenti dari dunia photo mencoba ke bordel, semua barang - barang dan yang lainya tentang photo dilelang dan semua modal dialihkan ke bordel dengan nama merk ( Endys ).  Hanya bertahan 2 tahun hingga tahun 2012 awal. Dan di usaha inilah semua modal tidak ada yang tersisa malah menjadi punya utang yang lumayan banyak. Yang membuat ke bangkrutan dibidang ini adalah mulai dari Giro kosong dan barang rusak padahal sudah banyak memakan modal dan benar - benar mengalami keterpurukan. Saya merenung beberapa bulan dan belum menemukan jalan terbaik buat jalan hidup agar bisa bertahan...!!! Pada saat itu didalam benaku hanya bisa pasrah dan hatiku berkata  " Yang akan terjadi... Terjadilah.."

             


          

          
               

HARGA KAYU ALBASIAH per KUBIK...Jln Ir.H.Djuanda no.190 Tasikmalaya Tlp. 081321605061

  1.  Usuk/Kaso ukuran 5/5cm (2m/2,5m/3m) harga per kubik Rp. 950.000 rupiah
  2.  Usuk/Kaso ukuran 5,5/5,5cm (2m/2,5m/3m) harga per kubik Rp. 1.150.000 rupiah
  3. Tihang ukuran 9/9cm (2m/2,5m/3m) harga per kubik Rp. 1.150.000 rupiah
  4.  Papan cor ukuran 1,5/14cm (2m/2,5m/3m) harga per kubik Rp. 570.000 rupiah
  5. Papan cor ukuran 2/16cm (2m/2,5m/3m) harga per kubik Rp. 850.000 rupiah
  6.  Papan semi full ukuran 2,5/18cm (2m/2,5m/3m) harga per kubik Rp. 1.250.000 rupiah
  7. Papan full ukuran 3/20cm (2m,/2,5m/3m) harga per kubik Rp. 1.450.000 rupiah
  8. Panel ukuran 5/10cm (2m/2,5m/3m) harga per kubik Rp. 1.150.000 rupiah
  9. Reng per meter Rp. 1.000 rupiah
  10. Untuk harga setiap jenis kayu yang full mulai dari usuk,panel,tihang harganya 1.450.000 per kubiknya.